A. Latar Belakang Masalah
Kebijakan
pemerintah untuk menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri
menyebabkan perubahan perekonomian secara drastis.
Kenaikan BBM ini akan
diikuti oleh naiknya harga barang-barang dan jasa-jasa di masyarakat. Kenaikan
harga barang dan jasa ini menyebabkan tingkat inflasi di Indonesia mengalami
kenaikan dan mempersulit perekonomian masyarakat terutama masyarakat yang
berpenghasilan tetap.
Permintaan
dari masyarakat akan berkurang karena harga barang dan jasa yang ditawarkan
mengalami kenaikan. Begitu juga dengan penawaran, akan berkurang akibat
permintaan dari masyarakat menurun. Harga barang-barang dan jasa-jasa menjadi
melonjak akibat dari naiknya biaya produksi dari barang dan jasa. Ini adalah
imbas dari kenaikan harga BBM.
Inflasi
yang terjadi akibat kenaikan harga BBM tidak dapat atau sulit untuk dihindari,
karena BBM adalah unsur vital dalam proses produksi dan distribusi barang.
Disisi lain, kenaikan harga BBM juga tidak dapat dihindari, karena membebani
APBN. Sehingga Indonesia sulit untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, baik itu
tingkat investasi, maupun pembangunan-pembangunan lain yang dapat memajukan
kondisi ekonomi nasional.
Dengan
naiknya tingkat inflasi, diperlukan langkah-langkah atau kebijakan-kebijakan
untuk mengatasinya, demi menjaga kestabilan perekonomian nasional. Diperlukan
kebijakan pemerintah, dalam hal ini Bank Sentral yakni Bank Indonesia untuk
mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat. Jumlah uang yang beredar di
masyarakat ini berhubungan dengan tingkat inflasi yang terjadi. Banyaknya uang
yang beredar di masyarakat ini adalah dampak konkret dari kenaikan harga BBM.
Bank
Indonesia selaku lembaga yang memiliki wewenang untuk mengatasi masalah ini,
selain pemerintah tentunya, bertugas untuk mengatur jumlah uang yang beredar di
masyarakat. Salah satu langkah yang dilakukan untuk mengatasi inflasi ini adalah dengan
mengatur tingkat suku bunga. Kebijakan menaikan dan menurunkan tingkat suku
bunga ini dikenal dengan sebutan politik diskonto yang merupakan salah satu
instrumen kebijakan moneter.
Dari latar belakang diatas,
maka dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai “Dampak Kenaikan
Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap Tingkat Inflasi dan Perekonomian
Indonesia”.
A. Simpulan
Berdasarkan
uraian pada bab sebelumnya, penulis dapat mengemukakan simpulan dari masalah
yang dibahas. Inflasi merupakan melemahnya atau menurunnya nilai mata uang
karena banyaknya jumlah uang yang beredar dimasyarakat, atau suatau keadaan
dimana terjadinya kenaikan harga-harga secara umum dan terjadi secara
terus-menerus (continue).
Naiknya
harga bahan bakar minyak (BBM) akan berdampak bagi masyarakat. Baik itu dampak
positif maupun dampak negatif. Dampak yang signifikan akan terjadi pada tingkat
inflasi dan pada kondisi perekonomian nasional. Dampak kenaikan harga BBM
terhadap inflasi adalah akan terjadi kenaikan pada tingkat persentase inflasi.
Jumlah uang yang beredar di masyarakat akan bertambah, dan akan berdampak pula
pada harga berbagai jenis barang dan jasa. Kondisi perekonomian akan mengalami
goncangan, ketidakstabilan akan terjadi. Iklim investasi akan menurun, sehingga
berpengaruh pada jumlah pendapatan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan
pemerintah untuk mengatasi inflasi adalah dengan kebijakan moneter. Seluruh
instrumen kebijakan moneter efektif dalam mengurangi dan mengatasi inflasi.
B. Saran
Sesuai
dengan kesimpulan diatas, penulis merumuskan saran sebagai berikut.
1. Pemerintah hendaknya memilih
waktu yang tepat untuk mengeluarkan kebijakan menaikan harga bahan bakar minyak
(BBM).
2. Jika inflasi terjadi akibat
dampak dari kebijakan pemerintah, diperlukan suatu langkah yang tepat dalam
mengatasi inflasi yang terjadi.
Sumber:
http://ikhwanbukhari.blogspot.co.id/2012/12/dampak-kenaikan-harga-bahan-bakar-minyak.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar